Post-it® Brand menawarkan sejumlah alat bantu untuk memaksimalkan pengalaman kolaboratif di antara rekan kerja Anda. Namun demikian, kami mengetahui bahwa kerja sama tidak hanya terbatas pada alat bantu — serta tidak dibatasi oleh beragam teknik yang tersedia. Itulah alasan kami bekerja sama dengan Jeff Gothelf — seorang pembicara dan pemimpin pemikiran mengenai masa depan pengalaman pengguna serta desain — untuk menawarkan pendekatannya mengenai kerja sama serta manfaat yang diperoleh dari berbagi dan & bekerja bersama.
Desainer menelurkan solusi masalah yang dihadapi pelanggan, klien, dan terkadang masyarakat secara keseluruhan. Cara kami mendesain dan menemukan pemecahan jitu menjadi tanda tanya bagi kebanyakan orang. Ada yang meyakini bahwa misteri ini membantu kami menjaga nilai desain yang dianut organisasi kami. Dalam era modern ini—dunia menuntut desain yang selalu lebih bagus dari sebelumnya—namun, misteri ini sesungguhnya hanya akan mencegah kami untuk mengembangkan profesi.
Sebagai desainer, kami harus menyederhanakan cara kerja. Kami harus mempermudah tim untuk mengakses alat bantu kami, memahami jargon kami, dan mengetahui prosesnya. Kami wajib mendidik para rekan kerja dan menyambut mereka ke dalam dunia kami.
Tak dapat dielakkan lagi bahwa para desainer menentang gerakan tersebut. Argumen penolakan pertamanya adalah bahwa nondesainer tidak akan memahami hal yang menjadi solusi masalah. Konsep seperti ruang kosong, hierarki informasi, dan teori warna (tiga contohnya) tidak dapat dijelaskan dengan lengkap selama pertemuan peninjauan desain. Orang lain akan mengatakan bahwa hal ini menghilangkan nilai unik yang diusung seorang desainer melalui proyeknya. Apabila setiap orang dapat mengajukan pendapat mengenai cara mendesain solusi, bukankah pada dasarnya setiap orang adalah desainer? Singkatnya, desainer tidak lagi menjadi pahlawan.
Kami harus bekerja lebih dekat dan kolaboratif bersama anggota tim, rekan kerja, serta klien kami. Tim yang bekerja sama akan saling memercayai. Kepercayaan tumbuh dari keterbukaan antarperan. Sebagai desainer, kami perlu membawa budaya keterbukaan ini ke dalam proses kerja kami. Keterbukaan dapat terwujud ke dalam sejumlah cara, terlepas jika jabatan Anda mencantumkan kata “desainer” atau tidak:
Langkah pertama yang dapat dilakukan ialah membagikan cara kerja kami dan mengundang orang lain untuk turut serta. Rekan kerja yang awalnya mengira desainer hanya “memperindah sesuatu” mulai menyadari ketelitian dan pengalaman yang menyertai keputusan dalam membuat setiap desain. Ketika keseluruhan tim memahami tantangan dalam menelurkan solusi yang mempertimbangkan merek, bisnis, dan kebutuhan konsumen, kedalaman desain yang sesungguhnya akan terungkap. Mereka tidak hanya mengetahui nilai desain, tetapi juga keterampilan dan keahlian desainer.
Selain itu, masukan yang diberikan nondesainer selama tahap pembuatan desain akan muncul di dalam karya—atau paling tidak mereka akan merasa Anda mendengarkan gagasan mereka. Perasaan memiliki terhadap proyek akan meningkat, sehingga terbentuk tim yang lebih berdedikasi dalam keberhasilan kerja. Dengan demikian, kualitas produk akan melejit.
Jeff Gothelf adalah ahli pemikiran Lean UX yang menyiarkan khotbah mengenai kerja sama tim yang hebat, inovasi produk, serta pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang ada. Bersama Josh Seiden, dirinya juga mengarang “Lean UX: Applying Lean Principles to Improve User Experience” dan “Sense and Respond” (sensingbook.com) yang akan segera dirilis