Post-it® Brand menawarkan sejumlah alat bantu untuk memaksimalkan pengalaman kolaboratif di antara rekan kerja Anda. Namun demikian, kami mengetahui bahwa kerja sama tidak hanya terbatas pada alat bantu — serta tidak dibatasi oleh beragam teknik yang tersedia. Itulah alasan kami bekerja sama dengan Jeff Gothelf — seorang pembicara dan pemimpin pemikiran mengenai masa depan pengalaman pengguna serta desain — untuk menawarkan pendekatannya mengenai kerja sama serta manfaat yang diperoleh dari berbagi dan & bekerja bersama.
Studio Desain (yang terkadang disebut Diskusi Desain) merupakan cara menyatukan tim yang terdiri dari anggota lintas fungsi dalam memvisualisasikan solusi potensial terhadap masalah desain. Kegiatan ini mendobrak kebiasaan menahan informasi dalam organisasi dan menciptakan forum untuk mewadahi sudut pandang rekan satu tim Anda. Dengan menempatkan perancang, pengembang, pakar mengenai subjek yang bersangkutan, manajer produk, pengamat bisnis, dan tenaga ahli lainnya bersama dalam satu ruangan dan meminta mereka semua untuk berfokus pada persoalan yang sama, Anda akan memperoleh hasil akhir yang lebih baik jika dibandingkan dengan bekerja sembari menahan informasi bagi departemen lain.
1. Penentuan masalah dan batasan kerja
2. Pengumpulan gagasan perorangan (berbeda)
3. Presentasi dan kritik
4. Ulang dan asah (bangkitkan)
5. Pengumpulan gagasan tim (penyatuan gagasan)
• Pensil
• Bolpoin
• Spidol permanen (beraneka warna/ketebalan)
• Stabilo (beraneka warna)
• Post-it® Big Pads
• Post-it® Easel Pads
• Post-it® Flags or Tabs
Proses ini cocok dilakukan dalam tim yang terdiri dari lima hingga delapan orang. Apabila jumlah anggota tim lebih dari itu, buatlah lebih banyak tim. Lalu, mintalah seluruh tim membandingkan hasil mereka pada akhir proses. Spesifikasi ritual ini bukanlah tujuan akhirnya: Anda harus bertujuan untuk dapat menyelesaikan masalah bersama rekan kerja dan klien Anda.
Langkah pertama Studio Desain adalah memastikan bahwa semua orang menyadari masalah yang ingin dipecahkan, asumsi yang telah dinyatakan, hipotesis yang Anda ambil, serta batasan kerja yang dalam proyek Anda. Langkah ini dapat berupa presentasi formal dengan slide atau diskusi kelompok, tergantung pada kenyamanan tim.
Pada langkah ini, Anda akan bekerja sendiri. Berikan templat 6-up—selembar kertas dengan enam kotak kosong—kepada setiap anggota tim.
Selanjutnya, dengan lembaran 6-up di hadapan Anda, beri waktu lima menit kepada setiap orang untuk membuat sketsa kasar dari solusi yang mereka rasa dapat menjawab tantangan Anda. Sketsa wajib berupa artikulasi visual (sketsa UI, alur kerja, diagram, dll.), bukan berupa tulisan.
Saat waktunya habis, bagikan serta kritik hal yang telah Anda lakukan hingga saat ini. Beri waktu tiga menit bagi setiap peserta untuk memajang sketsa mereka serta mempresentasikannya kepada tim secara bergiliran mengitari meja. Pembicara presentasi harus menjelaskan secara gamblang mengenai demi siapa mereka berusaha menyelesaikan masalah (persona), titik permasalahan yang tengah mereka hadapi (hipotesis), untuk selanjutnya menjelaskan sketsanya. Setiap anggota tim harus melontarkan kritik dan umpan balik kepada pembicara presentasi.
Pastikan semua anggota tim memberikan dan menerima kritik.
Sekarang, mintalah semua orang untuk kembali bekerja sendiri. Minta setiap peserta memilih enam ide orisinal mereka dan, berdasarkan kritik yang telah mereka terima sebelumnya, asah pemikiran mereka menjadi satu gagasan besar untuk dicurahkan di atas Post-it® Note ukuran besar. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memilih gagasan yang paling menguntungkan serta mengembangkan gagasan menjadi versi yang lebih matang.
Setelah waktu habis, minta tim mengulangi proses presentasi dan pemberian kritik sekali lagi.
Kini, setelah semua anggota tim mendapatkan umpan balik mengenai gagasan perorangan mereka, tim harus menyepakati satu gagasan pilihan. Pada langkah ini, tim berupaya menyepakati gagasan yang mereka rasa paling mungkin berhasil.Minta tim menggunakan kertas berukuran besar untuk menggambarkan sketsa komponen serta alur gagasan mereka. Fase ini akan memiliki banyak perundingan dan penjatuhan; untuk mencapai mufakat, tim harus memprioritaskan serta mengurangi fiturnya. Dorong tim untuk membuat “lahan parkir” guna menampung gagasan-gagasan bagus yang tidak lolos saringan, sehingga mereka dapat lebih ikhlas melepaskan ide tersebut.
Artefak yang telah dibuat di studio desain tersebut kini digunakan untuk mengasah gambar rangka, purwarupa, dan kode awal yang akan mendorong kemajuan tim dalam membuktikan hipotesis mereka — yang berpotensi menciptakan produk berdaya saing minimum jika berjalan sempurna!
Jeff Gothelf adalah ahli pemikiran Lean UX yang menyiarkan khotbah mengenai kerja sama tim yang hebat, inovasi produk, serta pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang ada. Bersama Josh Seiden, dirinya juga mengarang “Lean UX: Applying Lean Principles to Improve User Experience” dan “Sense and Respond (sensingbook.com) yang akan segera dirilis