1. Post-it
  2. Ideas
  3. What is Lean UX?
What is Lean UX?

Apa yang dimaksud dengan Lean UX?


  • Wajah baru kerja sama

    Post-it® Brand menawarkan sejumlah alat bantu untuk memaksimalkan pengalaman kolaboratif di antara rekan kerja Anda. Namun demikian, kami mengetahui bahwa kerja sama tidak hanya terbatas pada alat bantu — serta tidak dibatasi oleh beragam teknik yang tersedia. Itulah alasan kami bekerja sama dengan Jeff Gothelf — seorang pembicara dan pemimpin pemikiran mengenai masa depan pengalaman pengguna serta desain — untuk menawarkan pendekatannya mengenai kerja sama serta manfaat yang diperoleh dari berbagi dan & bekerja bersama.


  • Lean UX adalah proses pembagian dan penyebaran desain produk ke seluruh area keahlian. Proses ini berdiri di atas tiga landasan penting.

  • 1. Pemikiran Desain

    Pemikiran desain sangatlah penting untuk Lean UX, karena hal ini mengambil posisi yang jelas dengan menyebutkan bahwa setiap aspek bisnis dapat didekati dengan metode desain. Pendekatan ini memperbolehkan dan memberikan contoh kepada para desainer untuk bekerja melampaui batasan khususnya. Hal ini juga mendorong para nonperancang untuk menggunakan metode desain saat memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam perannya. Pemikiran desain ini merupakan landasan penting yang mendorong tim untuk bekerja sama dalam seluruh peran dan memikirkan desain produk dari sudut pandang holistik.

  • 2. Pengembangan Agile yang Diterapkan pada Desain Produk

    Landasan kedua dalam Lean UX menerapkan empat prinsip utama pengembangan Agile pada desain produk:

    1. Memprioritaskan individu dan interaksi, bukan proses dan alat. Untuk menghasilkan solusi terbaik dengan cepat, Anda harus melibatkan seluruh anggota tim. Setiap orang wajib secara rutin bertukar gagasan secara bebas. Hambatan pada proses yang sedang berlangsung dan alat produksi dibicarakan dalam percakapan bersama rekan kerja.
    2. Gunakan perangkat lunak kerja, alih-alih dokumentasi komprehensif. Setiap masalah bisnis memiliki solusi tak terbatas dan setiap anggota tim akan memiliki pendapat mengenai solusi terbaik. Tantangannya adalah bagaimana mengenali solusi yang paling cocok. Dengan segera menyusun perangkat lunak kerja, kita dapat mencari solusi dari penilaian kelayakan dan kelangsungan produk dalam pasar.
    3. Mengutamakan kerja sama pelanggan alih-alih negosiasi kontrak. Bekerja sama dengan rekan tim Anda dan pelanggan dapat membangun pemahaman bersama mengenai ruang permasalahan dan solusi yang ditawarkan. Dengan demikian, setiap keputusan yang dibuat akan menghasilkan pemufakatan. Hasilnya? Pengulangan yang lebih cepat, keterlibatan nyata dalam pembuatan produk, dan investasi tim dalam pembelajaran yang sah. Hal ini juga mengurangi ketergantungan pada banyaknya dokumentasi, karena setiap anggota tim telah berpartisipasi dalam membuat keputusan sehingga tidak membutuhkan komunikasi atau alasan tertulis.
    4. Prioritas pada respons terhadap perubahan, alih-alih hanya mengerjakan sesuai rencana. Asumsi di Lean UX adalah bahwa desain produk awal akan gagal, sehingga tujuannya harus mengarah pada pencarian kesalahan sesegera mungkin. Ketika kami sudah menemukan caranya, kami menyesuaikan proposal kami dan mengujinya lagi. Masukan dari pasar membuat kami dapat membuat penyesuaian dengan cepat dan terus mendorong kami untuk menjadi lebih baik.

     

  • 3. Metode Lean Startup

    Lean Startup menggunakan teknik pengendalian sistem (feedback loop) yang disebut “bangun-ukur-pelajari” untuk meminimalkan risiko proyek dan membuat tim dapat membangun serta belajar dengan cepat. Tim membangun Produk Berdaya Saing Minimum (Minimum Viable Product/MVP) dan mengirimnya dengan cepat untuk memulai proses belajar seawal mungkin.

    Setiap desain merupakan solusi bisnis yang diusulkan—sebuah hipotesis. Tujuan Anda adalah untuk mengesahkan solusi yang diajukan seefisien mungkin menggunakan umpan balik pelanggan. MVP adalah hal terkecil yang dapat Anda buat untuk menguji setiap hipotesis. MVP tidak harus berbentuk kode; hal ini dapat berupa perkiraan pengalaman akhir. Anda mengumpulkan hal yang dipelajari dari MVP, kemudian mengembangkan gagasan Anda. Lalu, ulangilah.


  • Jeff Gothelf

    Jeff Gothelf adalah ahli pemikiran Lean UX yang menyiarkan khotbah mengenai kerja sama tim yang hebat, inovasi produk, serta pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang ada. Bersama Josh Seiden, dirinya juga mengarang “Lean UX: Applying Lean Principles to Improve User Experience” dan “Sense and Respond” (sensingbook.com) yang akan segera dirilis


TAGS
    kolaborasi design user_experience super_sticky_notes